Nama : Muliono Saragih
Nim : 140208036
MK : Kimia Anorganik
PERKEMBANGAN
TEORI ATOM
Istilah “atom” berasal dari kata a
= tidak dan tomos = potong; tidak dapat dibagi. Istilah atom
tersebut pertama kali dikemukakan oleh filsuf Yunani Democritus (460-370 SM)
untuk menyatakan keberadaan partikel terkecil dari suatu materi yang tidak
dapat dibagi lagi. Seiring dengan perkembangan peralatan eksperimen, maka
setelah 2000 tahun berlalu, teori atom berkembangan dengan pesat.
A.
Perkembangan Teori Atom
1.
Teori Atom Dalton
Pada
tahun 1808 ilmuwan berkebangsaan inggris, John Dalton, mengemukakan teorinya
tentang materi atom yang dipublikasikan dalam A New System of Chemicel
Philosophy, yang memuat lima pernyataan berikut.
a.
Materi
terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi.
b.
Semua
atom dari unsur kimia tertentu mempunyai massa yang sama begitu pula semua
sifat lainnya.
c.
Unsur
kimia lain akan memiliki jenis atom yang berbeda.
d.
Atom
tidak dapat dihancurkan dan tidak dapat diubah selama reaksi kimia.
e.
Suatu
senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya melalui penggabungan atom yang tidak
sejenis dengan perbandingan yang sederhana.
Kelebihan:
Ø Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lovoisier).
Ø Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust).
Kelemahan:
Ø Tidak dapat menerangkan sifat listrik atom.
Ø Pada kenyataanya atom dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih
kecil yang disebut subatomik.
2.
Model Atom Thomson
Pada
tahun 1897 seorang fisikawan Inggris, Joseph John Thomson menemukan elektron,
yaitu suatu partikel yang bermuatan negatif yang lebih ringan dari pada atom.
Dia memperlihatkan bahwa elektron merupakan partikel subatomik. Dari penemuan
ini J.J.Thomson mengemukakan hipotesis sebagai berikut: “karena elektron
bermuatan negatif, sedangkan atom bermuatan listrik netral, maka haruslah dalam
atom ada muatan listrik pisitif yang menyimbangi elektron tersebut”. Maka
diusulkanlah suatu model atom yang
terkenal dengan model atom roti kismis sebagai berikut.
a.
Atom
berbentuk bola pejal bermuatan positif yang homogen.
b.
Elektron
bermuatan negatif tersebar didalamnya (seperti kismis yang tersebar didalam
roti).
Kelebihan:
Ø Dapat menerangkan adanya partikel yang terkecil dari pada atom yang
disebut partikel subatomik.
Ø Dapat menerangkan sifat listrik atom.
Kekurangan:
Ø Tidak dapat menerangkan fenomena penghamburan sinar alfa pada
lempeng tipis emas.
3.
Model Aom Rutherford
Pada
tahun 1911, ahli fisika inggris, Ernest Rutherford beserta koleganya Geiher dan
Marsden melakukan eksperimen yang dikenal dengan penghamburan sinar alfa oleh
lempeng tipis emas. Hasil dari percobaan tersebut mengungkapkan bahwa:
a.
Sebagian
besar sinar alfa menembus lempeng tipis emas, hal ini berarti sebagian besar
atom adalah ruang kosong.
b.
Sedikit
dari partikel alfa (yang bermuatan positif) dibelokan oleh sesuatu, hal ini
menunjukan adanya sesuatu yang bermuatan positif yang dapat membelokan partikel
alfa.
c.
Sedikit
dari partikel alfa itu terpantul dari emas, hal ini menunjukan adanya sesuatu
yang sangat kecil (belakangan disebut sebagai inti) namun massa terpusat disana
sehingga partikel alfa yang menumbuk pusat massa itu akan dipantulkan.
Dari
fenomena percobaan diatas, maka Rutherford mengusulkan suatu model atom yang
dikenal dengan model atom Nuklir Rutherford, sebagai berikut.
a.
Atom
terdiri dari inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa atom terpusat
pada inti.
b.
Elektron
beredar mengelilingi inti.
c.
Jumlah
muatan inti sama dengan jumlah muatan elektron, sehingga atom bersifat netral.
d.
Sebagian
besar ruangan dalam atom merupakan ruangan kosong.
Kelebihan:
Ø Dapat menerangkan fenomena penghamburan sinar alfa terhadap lempeng
tipis emas.
Ø Mengemukakan keberadaan inti atom.
Kekurangan:
Ø Bertentangan dengan teori elektrodinamika klasik, dimana suatu
partikel yang bermuatan listrik apabila bergerak akan memancarkan energi.
Elektron yang beredar mengelilingi inti atom akan kehilangan energi terus
menerus, sehingga akhirnya akan membentuk lintasan spiral dan jatuh ke inti.
4.
Model Atom Bohr
Niels Henrik
David Bohr adalah seorang ahli fisika Denmark. Pada tahun 1913, ia mengemukakan
teori atom yang bertitik tolak dari model atom Nuklir Rudherford dan teori
kuatum Planck. Model atom Bohr berdasarkan asumsi sebagai berikut.
a.
Elektron
beredar mengelilingi inti pada lintasan-lintasan (orbit) tertentu.
b.
Elektron
yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron ini
disebut stasioner.
c.
Bila
elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energi rendah kelintasan
kelintasan dengan tingkat energi tinggi, maka elektron akan menyerap energi,
pristiwa ini disebut sebagai eksitasi. Sebaliknya bila elektron pindah dari
lintasan dengan tingkat energi tinggi kelintasan dengan tingkat energi lebih
rendah, maka elektron akan memancarkan energi, pristiwa ini disebut deeksitasi.
Energy yang diserap atau dipancarkan pada pristiwa transisi elektron ini
dinyatakan dengan persamaan: ΔE = hv
ΔE =
perbedaan tingkat energy; h = tetapa Plank = 6,6 x 10-34J/s;
v = frekuesi radiasi.
d.
Energi
yang dipancarkan atau diserap ketika terjadi transisi elektron terekam sebagai
spektrum atom.
Kelebihan:
Ø Pengaplikasian teori kuantum untuk menjawab kesulitan dalam model
atom Rutherford.
Ø Menerangkan dengan jelas garis spektrum pancaran (emisi) atau
serapan (absorpsi) dari atom hidrogen.
Kelemahan:
Ø Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hidrogen.
Ø Tidak dapat menerangkan efek Zeeman, yaitu spektrum atom yang lebih
rumit bila atom ditempatkan pada medan magnet.
5.
Model Atom Mekanika Gelombang (Model Atom Modern)
Pada
tahun 1920 Louis Victor de Broglie (ahli fisika Pranci, dengan teori sifat
gelombang dari materi), Warner Karl Heisenberg (ahli fisika Jerman, dengan
prinsip ketidakpastian) dan Erwin Schȫdinger (ahli fisika Australia, dengan
persamaan gelombang partikel) berhasil menemukan teori atom modern (disebut
juga sebagai teori atom mekanika kuantum). Asumsi yang mendasari teori atom
modern adalah sebagai berikut.
a.
Elektron
dalam mengelilingi inti bergerak seperti gelombang.
b.
Karena
gerak gelombang dari elektron ini maka kedudukan elektron disekeliling inti
menjadi tak tertentu (prinsip ketidakpastian Heisenberg).
c.
Suatu
daerah disekitar inti dimana kebolehjadian menemukan elektron disebut orbital
elektron dapat diketahui dengan menyelesaikan persamaan gelombang Schrodinger
akan menghasilkan bilangan kuantum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar