Sabtu, 02 Juli 2016

ANALISA KATION (LOGAM)

PERCOBAAN LABORATORIUM



JUDUL PRAKTIKUM          : ANALISA KATION (LOGAM)
TANGGAL PERCOBAAN  : 26 November 2015

1.      LATAR BELAKANG
1.1.Definisi Kation
Menurut Vogel, (1990) ia menyatakan bahwa tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selain merupakan cara yang tradisional untuk menyajikan bahan, urut-urutan ini juga memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Kation adalah ion yang bermuatan positif, kation dan anion merupakan penyusun suatu senyawa sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hydrogen sulfida, ammonium sulfide dan ammonium karbonat. (Hamdani, 2012)
Definisi yang lain dinyatakan oleh Sutrisno dan Listianti, (2014) beliau menyatakan bahwa kation adalah ion yang bermuatan positif, ion akan bermuatan positif jika atom netral melepaskan sejumlah elektron sehingga jumlah proton lebih bnyak dari jumlah elektron.
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada golongan-golongan diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari larutan dengan cara disaring atau diputar dengan centrifuga. Endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin akan dipisahkan. (Cokrosarjiwanto,1977)
1.2.Kation Golongan II
Reagensia yang paling umum dipakai untuk klasifikasi kation adalah HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)2CO3. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfat dan karbonat dari kation tersebut.
Kation golongan II terdiri dari kation Merkurium (II), timbal (II), bismuth (III), Tembaga (II), Cadmium (II), Arsenic (III) dan (V), Stibium (III), dan Timah (II). Reagensia golongan II adalah hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh). Reaksi golongan berupa endapan-endapan dengan berbagai warna HgS (hitam), PbS (hitam), Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), SnS2 (coklat) dan SnS2 (kuning). Kation-kation golongan II dibagi menjadi 2 sub golongan, yaitu sub. Golongan tembaga dan sub. golongan arsenic. Dasar pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida sub. golongan tembaga tidak larut dalam reagensia ini. Sulfida dari sub. golongan arsenic melarut dengan membentuk garam tio ( Vogel, 1990 ).
Sub golongan tembaga terdiri dari merkurium (II), timbel (II), bismuth (III), tembaga (II) dan cadmium (II). Meskipun bagian terbesar ion timbel (II) diendapkan dengan asam klorida encer bersama ion-ion lain dalam kation golongan I, pengendapan ini agak kurang sempurna disebabkan oleh kelarutan timbel (II) klorida yang relatif tinggi. Klorida, nitrat dan sulfat dari kation kation sub golongan tembaga, sangat mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksi dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub golongan tembaga (merkurium (II), tembaga (II) dan cadmium (II) cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida dst).
Sub golongan arsenic terdiri dari ion arsenic (III), arsenic (V), stimbium (III), stimbium (V), timah (II) dan timah (IV). Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter, oksidanya membentuk garam baik dengan asam manapun dengan basa. Jadi arsenic (III) oksida dapat larut dalam asam klorida (6M) dan terbentuk kation arsenic (III)
                   As2O3 + 6HCl → 2As3+ + 6Cl + 3H2O
Disamping itu arsenic(III) oksida larut pula dalam natrium hidroksida (2M) yang membentuk ion arsenic :
As2O3 + 6OH−    2AsO33− + 3H2O
Golongan II di sebut juga golongan sulfide. kation golongan yang dapat bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Kation Golongan II memilki ciri-ciri yaitu kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Menurut Vogel, (1985) beliau menyatakan bahwa kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II), Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub golongan 2A dan keenam yang terakhir sub golongan 2B. Sementara sulfida dari kation dalam golongan 2A tak dapat larut dalam amonium polisulfida. Sulfida dari kation dalam golongan 2B justru dapat larut.
1.3.Penelitian Terdahulu Tentang Kation
Penelitian terdahulu tentang kation merkuri dalam jurnal kesehatan Dewanti , Dkk., (2013) menyatakan bahwa merkuri sangat beracun serta sangat korosif jika diserap ke dalam aliran darah. Selain itu, merkuri dapat bergabung dengan protein dalam plasma, sehingga merkuri juga dapat masuk ke organ tubuh lainnya. Efek kesehatan merkuri organik yaitu gangguan syaraf, walaupun organ lain juga terlibat seperti sistem pencernaan, sistem pernapasan, hati, immunitas, kulit dan ginjal. Hati adalah organ utama dalam metabolisme merkuri (Hg), sehingga kerusakan hati yang parah dapat terjadi. Studi sebelumnya telah mengungkapkan bahwa HgCl2 menyebabkan lesi histopatologi dan ultrastruktur dalam hati yang dibuktikan oleh adanya degenerasi lemak dan nekrosis sel periportal hati tikus jantan.
Penelitian terdahulu yang  dilakukan untuk mengetahui gambaran kadar Magnesium serum pada orang lanjut usia dengan rentang usia 60-74 tahun (elderly). Menyatakan bahwa Magnesium merupakan kation keempat yang terpenting di dalam tubuh setelah natrium, kalsium, dan kalium. Fungsi magnesium antara lain pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein serta sintesis ATP mitokondria. Sekitar 300 enzim diaktivasi oleh magnesium, termasuk glikolisis, metabolisme oksidatif, serta transpor transmembran kalium dan kalsium. Pada orang lanjut usia, kadar magnesium serum tergantung dari asupan makanan sehari-hari, penyakit yang diderita, dan penggunaan obat-obatan. Malingkas, Dkk.,(2015)
Penelitian terdahulu oleh Siaka. Dkk., (2015) menyatakan bahwa  pencemaran logam berat pada tanah dan masuknya logam tersebut ke dalam tanaman sangat dipengaruhi oleh tingkat bioavailabilitasnya. Bioavailabilitas merupakan ketersediaan sejumlah logam yang dapat diserap oleh hayati (organisme dan tumbuhan) yang dapat menimbulkan respon fisiologis atau toksik. Ketersediaan logam berat pada tanah atau terserapnya logam berat ke dalam tanaman sangat dipengaruhi oleh sifat dari tanah tersebut yaitu keasaman tanah, bahan organik, suhu, kadar unsur lain dan lain-lain. Jika pH tanah rendah, ketersediaan beberapa logam berat di tanah akan meningkat. Terserapnya beberapa logam berat ke tanaman juga dipengaruhi oleh pH tanah yang rendah dan kapasitas tukar kation (KTK) tanah yang tinggi. Logam Pb dan Cd cenderung tidak akan larut dalam tanah jika pH tanah tidak rendah (pH tanah basa). adanya logam Pb dalam tanah dapat disebabkan oleh tingginya aktivitas transportasi kendaraan bermotor di jalan raya  sekitar lokasi pengambilan sampel. Kendaraan bermotor menghasilkan gas buangan yang mengandung bahan pencemar logam Pb. Logam Pb di udara dapat turun hingga akhirnya terakumulasi di tanah. Logam Pb dan Cd pada fraksi  bioavailabel memiliki ikatan yang lemah dalam tanah sehingga menyebabkan potensi ketersediaannya dalam tanah mampu diserap oleh hayati (organisme dan tanaman).



2.      TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi:
1.      Kation Merkuri (Hg2+)
2.      Kation Timbal (Pb2+)
3.      Kation Kupri (Cu2+)
4.      Kation Mangan (Mn2+)
5.      Kation Nikel (Ni2+)
6.      Kation Kobalt (Co2+)
7.      Kation Kalsium (Ca2+)
8.      Kation Barium (Ba2+)
9.      Kation Magnesium (Mg2+)
3.      TINJAUAN PUSTAKA
3.1.Kation Merkuri (Hg2+)
Merkurium (raksa) adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada suhu kamar, penghantar panas yang buruk, dan dapat bereaksi dengan oksigen. Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat dengan nomor atom 80 dan berat atom 200,6.
Unsur ini mudah membentuk campuran logam dengan logam-logam yang lain seperti emas, perak, dan timah (disebut juga amalgam). Logam ini banyak digunakan di laboratorium untuk pembuatan termometer, barometer, pompa difusi dan alat-alat dan alat-alat elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah dalam membuat pestisida, soda kaustik, produksi klor, gigi buatan, baterai dan katalis, digunakan juga pada berbagai aplikasi seperti amalgam gigi, sebagai fungisida, dan beberapa penggunaan industri termasuk untuk proses penambangan emas.
Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia adalah methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikel mercuric khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi persenyawaan methyl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama merkuri berbentuk metal (logam) dan menyebabkan tidak berfungsinya otak, gelisah/gugup, ginjal, dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).
3.2.Kation (Pb2+)
Timbal adalah unsur kelima kolom keempat belas dalam tabel periodik. Atom Timbal memiliki 82 elektron dan 82 proton dengan 4 elektron valensi di kulit terluar. Berbentuk padat pada suhu kamar. Timbal berasal dari kata Anglo-Saxon untuk logam yang telah digunakan dan diketahui tentang sejak zaman kuno. Simbol Pb berasal dari kata Latin untuk timbal, “plumbum.” Bangsa Romawi menggunakan timbal untuk membuat pipa.
Dalam kondisi standar Timbal adalah logam keperakan yang lembut dengan warna kebiru-biruan. Timbal menjadi abu-abu gelap setelah bersentuhan dengan udara. Logam Timbal sangat lunak (dapat dipotong menjadi lembaran tipis) dan elastis (dapat ditarik menjadi kawat panjang). Timbal adalah konduktor listrik yang buruk bila dibandingkan dengan logam lain. Timbal dapat ditemukan di lapisan kulit bumi dalam bentuk bebas, tetapi sebagian besar ditemukan dalam bijih dengan logam lain seperti seng, perak, dan tembaga. Kebanyakan Timbal yang diproduksi saat ini digunakan dalam baterai. Jenis baterai yang digunakan dalam mobil karena biaya murah dan berdaya tinggi.timbal banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena sifat timbal yang tahan terhadap korosi, memiliki kepadatan tinggi, dan relatif murah, Timbal juga digunakan dalam aplikasi air, seperti digunakan sebagai ballast untuk perahu layar. Aplikasi lain yang menggunakan timbal termasuk bahan atap, elektrolisis, patung, solder untuk elektronik, dan amunisi. Timbal juga bersifat racun bagi banyak organ tubuh termasuk jantung, ginjal, dan usus. Terlalu banyak timbal dapat menyebabkan sakit kepala, kebingungan, kejang, dan bahkan kematian. Keracunan timbal sangat berbahaya pada anak-anak. Salah satu penyebab utama keracunan timbal adalah timbal dalam cat.
3.3.Kation kupri (Cu2+­)
Tembaga adalah logam merah-muda, yang lunak, dapat di tempa, dan liat.Ia melebur pada 1038oC. Karena potensial electrode standarnya positif, ia tak larut dalam asam klorida dan asamsulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bias larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembagaTembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel priodik yang memiliki lambang Cu dan nomer atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa latin Cuprum. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Ion Tembaga (II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.
Tembaga adalah salah satu logam yang sangat penting dan berperan besar dalam sejaran manusia dan termasuk logam yang pertama kali ditamban. Tembaga sudah digunakan sejak 10.000 tahun yang lalu. Sebuah kalung tembaga yang ditemukan di Irak diperkirakan dibuat pada masa 9500 SM.
Tembaga (Cuprum) memperoleh namanya dari bahasa Latin, Cyprium, yang berasal dari nama pulau Siprus di mana ia pertama kali dihasilkan. Cyprium kemudia disingkat menjadi Cuprum.
Tembaga berperan besar dalam peradaban manusia terutama pada Zaman Perunggu (3000-1000 SM). Pada masa tersebut tembaga dipadukan dengan timah menjadi perunggu. Perunggu kemudian diolah menjadi berbagai macam perlatan, senjata, koin, instrumen musik dan perhiasan
Tembaga disintesis pada bintang masif dan ada di kerak bumi dengan konsentrasi 50 bagian per juta (ppm), atau dapat juga dalam bentuk tembaga native atau mineral dalam bentuk tembaga sulfida kalkopirit dan kalkosit, tembaga karbonat azurit dan malasit dan mineral tembaga (I) oksida kuprit.
3.4.Kation Mangan (Mn2+)
Mangan merupakan logam keras berwarna abu-abu merah muda, memiliki lambang Mn dan nomor atom 25, yang penampilannya serupa besi-tuang. Ia melebur pada 1250ºC, ia bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen. Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4- yang berwarna ungu dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.
Mangan merupakan salah satu logam yang paling melimpah di tanah yang terutama berbentuk senyawa oksida dan hidroksida. Mangan sangat penting pada produksi besi dan baja. Industri baja tercacat menggunakan sekitar 85% sampai 90% total produksi mangan. Logam ini sulit mencair, tapi mudah teroksidasi. Mangan murni bersifat amat reaktif dan dalam bentuk bubuk akan terbakar dengan oksigen, serta larut dalam asam encer.
penyerapan mangan oleh manusia terutama terjadi melalui makanan, seperti bayam, teh, dan rempah-rempah. Bahan makanan lain yang mengandung konsentrasi tinggi mangan adalah biji-bijian dan beras, kacang kedelai, telur, minyak zaitun, kacang hijau, dan tiram.
Dalam tubuh, mangan akan diangkut melalui darah ke hati, ginjal, pankreas dan kelenjar endokrin. Efek kelebihan mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak. Gejala keracunan mangan meliputi halusinasi, mudah lupa, dan kerusakan saraf. Mangan juga dapat menyebabkan Parkinson, emboli paru, dan bronkitis. Pria yang terpapar mangan dalam jangka waktu lama berpotensi menjadi impoten. Senyawa mangan terdapat secara alami di lingkungan sebagai padatan dalam tanah, partikel kecil di dalam air, serta partikel debu di udara. Tes laboratorium pada hewan menunjukkan bahwa keracunan mangan parah dapat menyebabkan perkembangan tumor.
3.5.Kation Nikel (Ni2+)
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel berupa logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempah dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1455ºC, dan bersifat sedikit magnetis. Asam klorida (encer maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan nikel dengan membentuk hydrogen.
Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya kupernickel (nikolit). Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Deposit nikel lainnya ditemukan di Kaledonia Baru, Australia, Cuba, dan Indonesia.
3.6.Kation Kobalt (Co2+)
Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan nomor atom 27. Elemen ini biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di alam. Elemen bebasnya, diproduksi dari peleburan reduktif, kobalt merupakan logam berwarna abu-abu perak yang keras dan berkilau. unsur kimia kobalt tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat. Kobalt Ditemukan oleh Brandt pada tahun 1735.
Unsur ini aktif secara kimia dan mampu membentuk banyak senyawa, bersifat sedikit magnetis. Ia melebur pada 1490ºC. Kobalt stabil di udara dan tidak terpengaruh oleh air, namun perlahan-lahan larut oleh asam encer.
Sebagian besar cadangan kobalt terdapat di inti bumi. Kobalt memiliki kelimpahan relatif rendah dalam kerak bumi dan di perairan. Kobalt digunakan dalam berbagai paduan logam, pada media perekaman magnetik, sebagai katalis untuk minyak bumi dan industri kimia, serta sebagai agen pengering untuk cat dan tinta. Konsentrasi tinggi kobalt yang terhirup melalui udara bisa menimbulkan berbagai keluhan seperti asma dan pneumonia. Hal ini terutama terjadi pada orang-orang yang bekerja dengan kobalt.
3.7.Kation Kalsium (Ca2+)
Kalsium adalah sebuah elemen kimia dengan simbol Ca dan nomer atom 20. Mempunyai massa atom 40.078 amu. Kalsium merupakan salah satu logam alkali tanah, dan merupakan elemen terabaikan kelima terbanyak di bumi. Kalsium juga merupakan ion terabaikan kelima terbanyak di air laut dilihat dari segi molaritas dan massanya, setelah natrium, klorida, magnesium, dan sulfat. Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Kalsium logam pertama kali diisolasi oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1808 melalui elektrolisis dari campuran kapur (CaO) dan oksida merkuri (HgO). Saat ini, kalsium logam diperoleh dengan menggusur atom kalsium dalam kapur dengan atom aluminium dalam wadah panas, tekanan rendah. Sekitar 4,2% dari kerak bumi terdiri dari kalsium.
Kalsium merupakan logam yang paling berlimpah dalam tubuh manusia dan merupakan unsur utama tulang dan gigi. Kalsium sering ditemukan dalam susu dan produk susu, serta dalam sayuran dan kacang-kacangan.
3.8.Kation Barium (Ba2+)
Barium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ba dan nomor atom 56. Contoh kristal yang dihasilkan Barium antara lain Barium sulfat(BaSO4) dan contoh basa yang mengandung Barium antara lain Barium hidroksida (Ba(OH)2)
Barium adalah logam putih berwarna perak yang ditemukan di alam. Senyawa barium dapat diproduksi oleh industri, seperti industri minyak dan gas untuk membuat lumpur pengeboran. Barium juga digunakan untuk membuat cat, batu bata, ubin, kaca, dan karet dari barium sulfat. Selain itu, barium digunakan oleh dokter dalam melakukan tes medis dan pengambilan foto sinar-x. Barium masuk ke dalam udara selama proses pertambangan, pemurnian, produksi senyawa barium, dan dari pembakaran batubara serta minyak. Beberapa senyawa barium mudah larut dalam air dan ditemukan di danau atau sungai.
Barium pertama kali diisolasi oleh Sir Humphry Davy, seorang ahli kimia Inggris, pada tahun 1808 melalui elektrolisis Baryta cair (BaO). Barium tidak pernah ditemukan bebas di alam karena bereaksi dengan oksigen di udara, membentuk barium oksida (BaO), dan dengan air, membentuk barium hidroksida (Ba(OH) 2) dan gas hidrogen (H2). Barium ini paling sering ditemukan sebagai barit mineral (BaSO4) dan witherite (BaCO3) dan terutama diproduksi melalui elektrolisis barium klorida (BaCl2).
3.9.Kation Magnesium (Mg2+)
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau "magnelium".
Magnesium pertama kali diisolasi oleh Sir Humphry Davy, seorang ahli kimia Inggris, melalui elektrolisis dari campuran magnesium oksida (MgO) dan oksida merkuri (HgO) pada tahun 1808.
Magnesium memiliki banyak kegunaan sebagai pembuat struktur ringan seperti dalam pesawat dan konstruksi rudal. Kegunaan lain magnesium meliputi untuk membuang sulfur dari besi dan baja, membuat pelat photoengraved dalam industri percetakan, agen reduktor untuk produksi uranium murni dan logam lainnya dari garamnya, serta piroteknik. Magnesium diperlukan oleh tubuh, dan bnya ditemukan dalam tulang. Magnesium juga membantu mengawal kadar gula dalam darah dan tekanan darah, serta membantu dalam metabolisme tenaga dan proses sintesis protein. Oleh sebab itu Magnesium dapat mencegah terjadinya masalah tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular dan kencing manis.
4.      ALAT DAN BAHAN
4.1.Alat
No
Nama Alat
Ukuran
Jumlah
1
Pipet tetes
-
2
2
Tabung reaksi
15 ml
18
3
Penjepit tabung
-
1
4
Pembakar spritus
-
1
4.2.Bahan
No
Nama Bahan
Ukuran
Keterangan
1
MgCl2
1 ml
Irritant
2
NaOH
1 ml
Korosif
3
Pb(NO­3)2
1 ml
Toxic
4
K2CrO4
1 ml
Toxic, berbahaya bagi lingkungan
5
Hg2(NO3)2
1 ml
Toxic
6
(NH4)2CO3
1 ml
Irritant
7
HCl
1 ml
Korosif
8
 MnSO4
1 ml
Harmful
9
Ba(NO3)2
1 ml
Harmful, oxidizing
10
CoCl2
1 ml
Toxic, berbahaya bagi lingkungan
11
H2SO4
1 ml
Korosif
12
KI
1 ml
Irritant
13
CuSO4
1 ml
Harmful, berbahaya bagi lingkungan
14
NiSO4
1 ml
Harmful
15
H2C2O4
1 ml
Harmful
16
KOH
1 ml
Korosif
17
Na2CO3
1 ml
Irritant
18
NaCl
1 ml
Irritant
19
CaCl2
1 ml
Irritant
5.      Prosedur Kerja dan Pengamatan
No
Prosedur kerja
Reaksi
1

a
Merkuri (Hg2+) dipakai larutan Hg2(NO3)2
Ditambahkan larutan alkali karbonat (Na2CO3), maka akan terjadi endapan putih dari merkuri karbonat . endapan ini kemudian berubah menjadi abu-abu disebabkan oleh terbentuknya HgO dan Hg.
Hg2(NO3)2 + Na2CO3 NaNO3 + Hg2CO3
b
Ditambahkan larutan alkali hidroksida (NaOH), maka akan terjadi endapan hitam dari merkuri hidroksida.
2NaOH + Hg2(NO3)2 → Hg2(OH)2 + 2NaNO3
2

a
Timbal (Pb2+) dipakai larutan Pb(NO3)2
Ditambahkan asam klorida atau garam klorida, maka terbentuk endapan putih timbal klorida. Endapan ini sukar larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas.
Pb(NO3)2 + 2 HCl PbCl2 + 2HNO3
b
Ditambahkan larutan kalium iodida, maka akan terjadi endapan kuning timbal iodida. Dipanaskan dan diamati apa yang terjadi.
Pb(NO3)2 + 2KI PbI2 + 2KNO3
3

a
Kupri (Cu2+) dipakai larutan CuSO4
Ditambahkan larutan alkali hidroksida, maka akan terjadi endapan biru dari kupri hidroksida. Dipanasi maka endapan berubah menjadi hitam daru kupri oksida.
NaOH+CuSO4 Na2SO4+ Cu(OH)2
b
Ditambahkan larutan Na2CO3 maka akan terjadi endapan Cu(CO3)2
(Na)2CO3+CuSO4(Na)2SO4+ Cu(CO32
4

A
Mangan (Mn2+) dipakai larutan MnSO4
Ditambahkan larutan KOH, maka akan terbentuk endapan putih Mn(OH)2, yang akan berubah menjadi warna coklat karena dipengaruhi oleh udara.

MnSO4 + KOH Mn(OH)2 + K2SO4


b
Ditambahkan larutan natrium karbonat, maka akan terjadi endapan putih MnCO3. Jika dipanasi, oleh pengaruh udara akan menjadi MnO2.
MnSO4+ Na2CO3 MnCO2 + Na2SO4
5

a
Nikel (Ni2+) dipakai larutan NiSO4
Ditambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan hijau dari nikel hidroksida.
NiSO4 + NaOH → NiOH + NaSO4
b
Ditambahkan larutan amonium karbonat, maka akan terjadi endapan hijau dari garam basa. Endapan larut dalam pereaksi berlebihan.
NiSO4 + (NH4)2CO3 Ni2CO3 + (NH4)2SO4
6

a
Kobalt (Co2+) dipakai larutan CoCl2
Ditambahkan larutan NaOH dalam keadaan dingin, maka akan terbentuk endapan biru dari garam basa. Jika dipanasi, akan terbentuk kobalt hidrosida.
2NaOH + CoCl22NaCl + Co(OH)2
b
Ditambahkan larutan natrium karbonat, maka akan terjadi endapan merah dari garam basanya.
Na2CO3 + CoCl2 2NaCl + CoCO3
7
a
Kalsium (Ca2+) dipakai larutan CaCl2
Ditambahkan larutan amonium karbonat, maka akan terjadi endapan CaCO3. Dipanasi akan menjadi kristalin.
(NH4)2CO3+ CaCl2CaCO3 + 2NH4Cl
b
Ditambahkan larutan ammonium oksalat, maka dalam larutan yang dibuat alkalis dengan NH4Cl dan NH4OH, akan terjadi endapan kalsium oksalat.
CaCl2 + H2C2O4  CaC2O4 + HCl
8

a
Barium (Ba2+) dipakai larutan Ba(NO3)2
Ditambahkan larutan kalium kromat, maka akan terjadi endapan kuningg dari barium kromat
K2CrO4+Ba(NO3)22KNO3 + BaCrO4
b
Ditambahkan larutan asam sulfat encer, maka akan terbentuk endapan putih dari barium sulfat.
Ba(NO3)2 +H2SO4 BaSO4(s) + 2HNO3
9

a
Magnesium (Mg2+) dipakai larutan MgCl2
Ditambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih dari magnesium hidroksida.
MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaCl
b
Ditambahkan larutan ammonium karbonat, maka akan terbentuk endapan putih dari garam basa.
MgCl2 + (NH4)2CO3 MgCO3  + 2NH4Cl
6.      PEMBAHASAN
6.1.kation merkuri (Hg2+)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada identifiasi kation merkuri, sampel yang digunakan adalah larutan Hg2(NO3)2 sebanyak 1 ml. Pada tabung pertama yaitu identifikasi dengan penambahan larutan alkali karbonat sebanayak 1 ml, pada penambahan ini endapan yang dihasilkan berwarna putih keabu-abuan yaitu endapan merkuri karbonat. Tetapi setelah dilakukan pengamatan tidak terbentuk endapan dan larutan masih tetap tidak berwarna. Pada tabung kedua yaitu identifikasi menggunakan larutan alkali hidroksida sebanyak 1 ml dan menghasilkan endapan berwarna kuning. Hal ini juga tidak sesuai dengan yang tercantum pada penuntun Kimia Analitik I, yang menyatakan bahwa penambahan alkali hidroksida pada kation merkuri dapat menghasilkan endapan berwarna hitam yaitu endapan merkuri hidroksida. kemungkinan hal ini dapat terjadi karena larutan sampel yang digunakan sudah lama dan terkontaminasi dengan zat pengotor sehingga hasil reaksi yang dihasilkan tidak tepat. Endapan yang dihasilkan pada identifikasi kation merkuri ini menandakan bahwa pada larutan sampel terdapat kation merkuri (Hg2+).
Identifikasi adanya kation Hg yang diserap oleh darah dapat berefek pada kesehatan dan dapat menyebabkan gangguan pada saraf, sistem pernapasan, hati, immmunitis, kulit, dan ginjal. Hati adalah organ utama dalam metabolisme merkuri (Hg), sehingga kerusakan hati yang parah dapat terjadi. Pernyataan ini dinyatakan dalam jurnal kesehatan tentang hubungan paparan merkuri (Hg) dengan kejadian gangguan fungsi hati pada pekerja tambang emas di Wonogiri oleh Dewanti, dkk.,(2013).
6.2.Kation Timbal (Pb2+)
Pada percobaan identifikasi kation timbal, sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah Pb(NO3)2 larutan tidak berwarna. Sampel dimasukkan pada 2 tabung masing-masing sebanyak 1 ml. Pada tabung pertama kation timbal diidentifikasi dengan larutan HCl atau bisa juga digunakan larutan NaCl yang ditambahkan ke dalam tabung sebanyak 1 ml. Adanya kation timbal pada larutan sampel ditandai dengan reaksi yang menghasilkan endapan berwarna putih timbal klorida (PbCl2). Pada tabung kedua diidentifikasi dengan penambahan larutan KI berwarna kuning sebanyak 1 ml, penambahan ini menghasilkan larutan berwarna kuning, kemudian campuran tersebut dipanaskan untuk mendapatkan hasil endapan. Endapan yang terbentuk adalah endapan timbal iodida berwarna kuning. Hal ini menandakan bahwa pada larutan sampel tersebut terdapat kation timbal.
Identifikasi kation logam timbal juga diteliti oleh ,(2015) dalam Jurnal Kimia, tentang bioavailabilitas dan spesiasi logam berat Pb dan Cd pada tanah pertanian basah dan kering di daerah Denpasar menyatakan bahwa Hasil penentuan konsentrasi logam Pb dan Cd total menunjukkan bahwa konsentrasi Pb total dalam tanah pertanian basah di kedua lokasi pengambilan sampel lebih tinggi dari pada dalam tanah pertanian kering. Adanya logam Pb di dalam tanah pertanian dapat diakibatkan karena dilakukannya pemupukan terus menerus. Hal ini didukung oleh penelitian Charlena, (2004) yang menyatakan bahwa petani di Indonesia menggunakan pupuk posfat yang mengandung Pb sekitar 5-156 ppm. Selain pupuk, adanya logam Pb dalam tanah dapat disebabkan oleh tingginya aktivitas transportasi kendaraan bermotor di jalan raya sekitar lokasi pengambilan sampel. Kendaraan bermotor menghasilkan gas buangan yang mengandung bahan pencemar logam Pb. Logam Pb di udara dapat turun hingga akhirnya terakumulasi di tanah. Dengan mengetahui fraksi bioavailabel Pb dan Cd dalam tanah pertanian kering dan basah di daerah Peguyangan dan Kesiman dapat diperkirakan banyaknya logam berat Pb atau Cd yang dapat terserap ke dalam tanaman yang tumbuh di tanah pertanian tersebut. Bioavailabilitas logam dalam tanah pertanian basah di kedua lokasi lebih tinggi dibandingkan dengan tanah pertanian kering.
6.3.Kation Kupri (Cu2+)
Percobaan tentang identifikasi kation kupri, sampel yang digunakan adalah larutan CuSO4 larutan berwarna biru yang bersifat berbahaya bagi lingkungan. Dimasukkan sampel yang digunakan ke dalam 2 tabung sebanyak 1 ml, kemudian pada tabung pertama diidentifikasikan dengan penambahan larutan alkali hidroksida sebanyak 1 ml, maka menghasilkan endapan berwarna biru dari kupri hidroksida. Lalu dipanasi larutan tersebut maka endapan biru yang telah dihasilkan berubah menjadi hitam menandakan bahwa terbentuknya endapan kupri oksida. Identifikasi kation kupri pada tabung 2 yaitu dengan penambahan larutan natrium karbonat sebanyak 1 ml maka akan terbentuk endapan Cu(CO3)3 yaitu endapan yang berwarna putih pada larutan yang berwarna biru. Endapan yang terbentuk menandakan bahwa pada sampel tersebut terdapat kation kupri (Cu2+)
6.4.Kation Mangan (Mn2+)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang identifikasi adanya kation mangan pada sampel yang digunakan dengan penambahan larutan kalium hidroksida dan penambahan dengan larutan natrium karbonat. Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan MnSO4. Pada percobaan ini mula-mula dimasukkan sampel sebanyak 1 ml kedalam 2 tabung. Pada tabung pertama identifikasi dilakukan dengan penambahan larutan KOH sebanyak 1 ml. Pada penambahan larutan ini dihasilkan endapan berwarna putih yang bila dipengaruhi oleh udara akan berubah warna menjadi coklat. Endapan yang terbentuk tersebut adalah Mn(OH)2. Terbentuknya endapan tersebut menandakan bahwa pada sambel terdapat kation Mn2+. Pada tabung kedua kation mangan diidentifikasi dengan penambahan natrium karbonat, maka akan terbentuk endapan putih dari MnCO3 yang jika dipanasi akan menjadi MnO2 karena dipengaruhi oleh udara.
6.5.Kation Nikel (Ni2+)
Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang identifikasi  kation nikel, dapat diamati bahwa kation nikel dapat diidentifikasi dengan penambahan larutan natrium hidroksida dan penambahan  larutan ammonium karbonat. Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah larutan NiSO4. Pada tabung pertama dimasukkan sampel sebanyak 1 ml dan ditambahkan dengan 1 ml larutan NaOH, maka terbentuk endapan hijau dari nikel hidroksida. Pada tabung kedua identifikasi dengan penambahan larutan ammonium karbonat sebanyak 1 ml, maka akan terbentuk endapan berwarna hijau dari garam basa dan endapan tersebut akan melarut dalam pereaksi yang berlebih. Pada pengamatan tidak terbentuk endapan hijau, hal ini mungkin disebabkan oleh tidak telitinya pengamat dalam melakukan pengukuran pada larutan yang akan ditambahkan sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai.
6.6.Kation Kobalt (Co2+)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan untuk identifikasi kation kobalt pada sampel. Sampel yang digunakan pada percobaan identifikasi kobalt ini adalah larutan CoCl2. Pada identifikasi kation kobalt pada tabung pertama diidentikasi dengan penambahan larutan NaOH sebanyak 1 ml, maka akan terbentuk endapan berwarna biru dari garam basa, dan jika larutan ini dipanasi maka akan terbentuk endapan kobalt hidroksida. Pada pengamatan larutan yang dihasilkan tidak berwarna dan tidak terbentuk endapan. Pada tabung kedua diidentikasi sampel dengan cara ditambahkan larutan natrium karbonat sebanyak 1 ml, maka akan terjadi endapan merah dari garam basanya. Dari hasil pengamatan endapanyang dihasilkan tidak berwarna tetapi terbentuk endapan berwarna kecoklatan. Hal ini terjadi karna mungkin sampel yang digunakan telah terkontaminasi dengan zat pengotor lainnya atau pun pipet tetes yang digunakan secara bergantian juga dapat menyebabkan gagalnya pengamat dalam mendapatkan hasil yang sesuai.
6.7.Kation Kalsium (Ca2+)
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan untuk identifikasi kation kalsium dengan menggunakan sampel CaCl2. Pada tabung pertama kation kalsium diidentifikasi dengan penambahan ammonium karbonat sebanya 1 ml, maka akan terbentuk endapan kasium karbonat berwarna putih yang jika dipanasi akan terbentuk kristalin. Terbentuknya endapan tersebut menandakan bahwa pada sampel terdapat kation kalsium. Pada tabung kedua diidentifikasi kation kalsium pada sampel denagn cara menanbahkan larutan ammonium oksalat sebanyak 1 ml. Dari penambahan tersebut terbentuk endapan kalsium oksalat yaitu endapan berwarna putih yang menandakan adanya kation kalsium pada sampel yang digunakan tersebut.
6.8.Kation Barium (Ba2+)
Pada percobaan identifikasi kation barium, sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan Ba(NO3)2. Sampel dimasukkan masing-masing sebanyak 1 ml pada 2 tabung. Pada tabung pertama identifikasi kation  barium pada sampel dilakukan dengan menambahkan larutan kalium kromat sebanyak 1 ml, maka dihasilkan larutan kalium nitrat dan terbentuk endapan berwarna kuning dari barium kromat. Hal ini jelas bahwa pada sampel terdapat kation barium. Pada tabung kedua, sampel diidentifikasi dengan penambahan larutan asam sulfat encer sebanyak 1 ml, dari penambahan ini terbentuklah endapan berwarna putih dari barium sulfat. Terbentuknya endapan putih tersebut menandakan bahwa pada sampel terdapat kation barium.
6.9.Kation Magnesium (Mg2+)
Analisa kation magnesium pada percobaan ini dilakukan dengan penambahan larutan natrium hidroksida dan larutan ammonium karbonat pada sampel. Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan MgCl2. Pada tabung 1 yaitu 1 ml larutan sampel lalu ditambahkan dengan 1 ml larutan natrium hidroksida, endapan yang dihasilkan endapan putih dari magnesium hidroksida. Pada pengamatan endapan yang dihasilkan kurang dapat diamati karna endapan yang dihasilkan berjumlah sedikit. Pada tabung kedua yaitu 1 ml larutan sampel ditambahkan dengan larutan ammonium karbonat sebanyak 1 ml, maka terbentuk endapan putih dari garam basanya. Pada pengamatan tidak terbentuk endapan, hanya dihasilkan larutan tidak berwarna. Kemungkinan hal ini terjadi karena kurangnya ketelitian praktikan dalam mereaksikan larutan sehingga hasil yang didapat kurang sesuai.
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Malingkas,(2015) dalam jurnalnya ia menyatakan bahwa  dari 26 sampel yang diteliti, sebagian besar atau sebanyak 92,3% memiliki gambaran kadar magnesium serum dalam batas normal yaitu diantara 1,70-1,43 mg/dL. Pada penelitian ini peneliti menganalisa pengaruh kadar magnesium dalam tubuh pada usia lanjut terhadap penyakit hipomagnesemia. hipomagnesimia pada penelitian ini mungkin dapat diakibatkan karena asupan magnesium yang tidak memadai dalam makanan sehari-hari. Penyakit yang berkaitan dengan tingginya kejadian hipomagnesemia diantaranya penyakit kardiovaskuler (hipertensi, gagal jantung kongestif, penyakit jantung koroner), diabetes, diare, penggunaan obat diuretik, hipokalemia, hipokalsemia, dan malabsorpsi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang tertera pada tinjauan pustaka, bahwa magnesium dibutuhkan oleh tubuh dan dapat mencegah kenaikan gula darah.
7.      PENUTUP
7.1.Kesimpulan
1.      Larutan Hg2NO3 diuji dengan larutan alkali karbonat tidak menghasilkan endapan, pada pengujian dengan larutan alkali hidroksida menghasilkan endapan kuning.
2.      Uji adanya kation timbal pada penambahan larutan asam klorida menghasilkan endapan putih, pada penambahan larutan kalium iodida menghasilkan endapan kuning.
3.      Analisa kation kupri dalam CuSO4 dengan penambahan larutan alkali hidroksida menghasilkan endapan biru, pada penambahan larutan natrium karbonat menghasilkan endapan putih.
4.      Analisa kation mangan dalam MnSO4 dengan penambahan KOH menghasilkan endapan putih jika dipengaruhi oleh udara menjadi coklat. Pada penambahan natrium karbonat menghasilkan endapan putih.
5.      Larutan  NiSO4 diuji dengan penambahan NaOH akan terbentuk endapan biru, pada penambahan dengan larutan (NH4)2CO3  terbentuk endapan putih.
6.      Analisa kation kobalt dalam sampel CoCl2 dengan penambahan larutan NaOH tidak menghasilkan endapan, pada penambahan larutan natrium karbonat menghasilkan endapan kecoklatan.
7.      Analisa kation kalsium dalam sampel CaCl2 diuji dengan penambahan (NH4)2CO3 terbentuk endapan putih, sampel dengan penambahan H2C2H4 terbentuk endapan putih.
8.      Analisa kation barium dalam sampel Ba(NO3)2 dengan penambahan K2CrO4 terbentuk endapan kuning. Sampel dengan penambahan larutan HCl terbentuk endapan putih.
9.      Analisa kation dalam sampel MgCl2 dengan penambahan NaOH maka terbentuk sedikit endapan putih, pada penambahan (NH4)2CO3 tidak terbentuk endapan karena kesalahan pada praktikum.
7.2.Saran
1.      Disarankan agar memastikan kebersihan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum, seperti pipet tetes yang digunakan secara bergantian antara larutan satu dengan larutan lainnya dapat mengkontaminasi larutan yang akan digunakan, sehingga hasil yang didapatkan tidak tepat.
2.      Disarankan pula agar dapat mengunakan waktu secara efesien, agar pengamatan yang dilakukan selesai dalam sekali pertemuan.
8.      DAFTAR PUSTAKA
Charlena, 2004, Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) pada Sayur Sayuran, Bogor :  Program Pasca Sarjana/S3/IPB
Cokrosarjiwanto.,1997. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press.
Dewanti.N.A.Y.,Setiani.O., dan Nurjazuli, 2013, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, Hubungan Paparan Merkuri (Hg) dengan Kejadian Gangguan Fungsi Hati pada Pekerja Tambang Emas di Wonogiri, volume 12, nomor 1, halaman 65-69
Malingkas,C.V., Paruntu.E.M., Assa.Y.A.,2015, Jurnal E-Biomedik (Ebm), Gambaran Kadar Magnesium Serum pada Orang Lanjut Usia dengan Umur 60-74 Tahun, Volume 3, Nomor 1, Halaman 74-78
Siaka.I.M., Sahara, dan Dharmayoga, 2015, Jurnal Kimia, Bioavailabilitas dan Spesiasi Logam Berat Pb Dan Cd pada Tanah Pertanian Basah dan Kering di Daerah Denpasar, Volume 9, Nomor 1, halaman 132-138
Sutrisno. W., dan Listianti. D.,2014, Top Pocket Master Book, Jakarta Selatan : PT Bintang Wahyu
Syarif Hamdani, dkk. 2012, Panduan Praktikum Kimia Analisis, bandung : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia.
Svehla,G., 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.Kalman Media Pustaka.

PERCOBAAN LABORATORIUM I.                    JUDUL PERCOBAAN              :KONFORMASI DAN GEOMETRI ISOMER II.                 TA...